PERGERAKAN MAHASISWA DALAM PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA
Pandangan
masyarakat terhadap mahasiswa, menggambarkan mereka sebagai segmen
pemuda yang tercerahkan karena memiliki kemampuan intelektual, idealis,
enerjik, dan difungsikan sebagai ‘agent of change’ di negara ini. Hal
tersebut lah yang menjadi tema diskusi yang berlangsung di Gedung I
Fakultas Hukum UGM dalam kegiatan Pelatihan Pembelajaran Sukses
Mahasiswa Baru (PPSMB) pada hari Sabtu, 10 September 2011. Kegiatan yang
berlangsung selama 2 (dua) jam tersebut menghadirkan Lakso Anindito,
S.H., Oce Madril, S.H.. dan Sahlan Said, S.H. dalam kapasitasnya sebagai
aktivis mahasiswa pada masanya.
Dalam
pemaparannya, Lakso Anindito, S.H. memberikan gambaran kepada para
mahasiswa baru mengenai sejarah pergerakan mahasiswa di Indonesia mulai
dari zaman prakemerdekaan hingga pergerakan mahasiswa yang terjadi saat
ini. Dengan semangat yang berkobar dan suara yang lantang, aktivis
mahasiswa yang sekarang telah bekerja di Satuan Tugas Pemberantasan
Mafia Hukum Republik Indonesia ini juga memberikan dorongan-dorongan
positif kepada seluruh mahasiswa baru untuk tetap menjadi garda terdepan
dalam pergerakan bangsa. Sehingga tidak terbantahkan lagi, bahwa
pemuda, khususnya mahasiswa sebagai salah satu ujung tombak pergerakan
telah banyak menorehkan tinta emas dan sumbangsih yang besar terhadap
terwujudnya Bangsa Indonesia yang berkarakter dan mempunyai identitas
nasional yang tegas. Perlu ditekankan bahwa status mahasiswa sebagai
garda terdepan perubahan bangsa menuntut mahasiswa untuk tetap pada
idealismenya yang merupakan langkah awal dan harus dibarengi dengan
pemahaman bagaimana cara melakukan perubahan atau ke arah mana perubahan
itu akan diarahkan.
“Berhati-hati
lah ketika Saudara bercita-cita atau berkeinginan untuk menjadi
praktisi hukum, karena sebagai salah profesi yang menjanjikan dalam
bidang hukum, praktisi merupakan profesi dengan godaan yang cukup
besar”, begitulah pesan yang disampaikan oleh Sahlan Said, S.H dalam
pemaparannya. Bapak yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal
Dewan Mahasiswa UGM pada zamannya itu memberikan materi dalam
kapasitasnya sebagai aktivis mahasiswa dan anggota Malari (Malapetaka
Limabelas Januari) 1974 sehingga dapat memberikan pencerahan kepada
mahasiswa baru terhadap gerakan mahasiswa saat ini yang seharusnya lebih
mengedepankan moral dan intelektual.
Berbicara
mengenai tipe kepemimpinan dalam pandangan bahwa pada masa yang akan
datang, mahasiswa akan menjadi pemimpin, yang dibutuhkan, menurut Oce
Madril, S.H. adalah pemimpin yang berani untuk bergerak. Tidak
berpengaruh ketika pemimpin itu baik atau hebat namun tidak berani untuk
bergerak. Begitulah yang disampaikan oleh Peneliti Senior Pusat Kajian
Anti Korupsi Fakultas Hukum UGM tersebut. Kegiatan yang berlangsung
dengan semangat pergerakan mahasiswa itu memberikan kesempatan kepada
para mahasiswa baru untuk dapat berdiskusi dengan pemateri dan sebagai ajang penyampaian pendapat sehingga mampu melatih keberanian.
Semoga mahasiswa baru Fakultas Hukum UGM menjadi pemimpin bangsa yang berani untuk bergerak kelak kemudian hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar